Minggu, 24 Mei 2015

teknik tindakan eliminasi pada bayi

Pengertian
Membantu pasien yang hendak buang air besar atau buang air kecil ( BAB / BAK ) di atas tempat tidur dengan menggunakan pispot.
Pispot adalah alat bantu yang digunakan untuk membantu pasien pada waktu buang air besar dan buang air keci ditempat tidur, karena pasien tidak melakukannya sendiri.
Proses Buang Air Besar (DEFEKASI)
Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar. Terdapat dua pusat yang menguasai refleks untuk defekasi yang terletak dimedula dan sumsum tulang belakang. Apabila terjadi rangsangan parasimpatis , sfingter anus bagian dalam akan mengendor dan usus besar menguncup. Reflek defekesi dirangsang untuk buang air besar,kemudian sfingter anus bagian luar yang diawali oleh syaraf parasimpatis setiap waktu menguncup atau mengendor selama defekasi berbagai otot lain membantu proses itu seperti otot dinding perut,diafragma dan otot-otot dasar pelvis.
Secara umum,terdapat 2 macam reflek yang membantu proses defekasi yaitu,pertama,reflekdefekasi interinsik yang mulai dari zat sisa makanan (feses) dalam rektum sehingga terjadi distensi.kemudian flexus mesenterikus merangsang gerakan peristaltik,dan akhirnya feses sampai di anus.lalu pada saat sfingter interna relaksasi,maka terjadilah proses defekasi.kedua, reflek defekasi parasimpatis.adanya feses dalam rektum yang merangsang saraf rektum.ke spinal cord. Dan merangsang ke kolon desenden,kemudian ke sigmoid ,lalu ke rektum dengangerakan peristaltik dan akhirnya terjadi relaksasi sfingter interna,maka terjadilah proses defekasi saat sfingter interna berelaksasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses DEFEKASI
1. Usia
Setiap tahap perkembangan atau usia memiliki kemampuan mengontrol proses defekasi yang berbeda.pada bayi belum memiliki kemampuan mengotrol secara penuh dalam buang air besar,sedangkan orang dewasa sudah memiliki kemampuan mengotrol secara penuh,kemudian pada usia lanjut proses pengontrolan tersebut mengalami penurunan.
2. Diet
Diet atau jenis makanan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi proses defekasi.makanan yang memiliki kandungan serat tinggi dapat membantu proses percepatan defekasi dan jumlah yang di konsumsi pun dapat mempengaruhinya.
3. Asupan Cairan
Pemasukan cairan yang kurang dalam tubuh membuat defekasi menjadi keras oleh karenaproses absorbsi yang kurang sehingga dapat mempengaruhi kesulitan proses defekasi.
4. Aktivitas
Aktivitas dapat mempengaruhi proses defekasi karena melalui aktivitas tonus otot,abdomen,pelvis dan diafragma dapat membantu kelancaran proses defekasi,sehingga proses gerakan peristaltik pada daerah kolon dapat bertambah baik dan memudahkan untuk kelancaran proses defekasi.
5. Pengobatan
Pengobatan juga dapat mempengaruhi proses defekasi seperti penggunaan obat-obatan laksatif atau antasida yang terlalu kering.
6. Gaya hidup
Gaya hidup dapat mempengaruhi proses defekasi.halini dapat dilihat pada seseorang yang memiliki gaya hidup sehat/kebiasaan melakukan buang air besar di tempat yang bersih atautoilet.maka ketika seseorang tersebut buang air besardi tempat yang terbuka atau tempat yang kotor maka ia akan mengalami kesulilan dalam proses defekasi.
7. Penyakit
Beberapa penyakit dapat mempengaruhi proses defekasi.biasanya penyakit-penyakit tersebut berhubungan langsung dengan sistem pencernaan seperti gastroenteristis atau penyakit infeksi lainnya.
8. Nyeri
Adanya nyeri dapat mempengarihi kemampuan/keinginan untuk berdefekasi seperti nyeri pada kasus hemoroid dan episiotomi.
9. Kerusakan motorik dan sensorik
Kerusakan pada sistem sensoris dan metoris dapat mempengaruhi proses defekasi karena dapat menimbulkan proses penurunan stimulasi sensoris dalam berdefekasi.hal tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada tulang belakang ataukerusakan saraf lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar